Kata Kata Mutiara Cak Nur | Kutipan Tulisan Cak Nur
Prof. Dr. Nurcholish Madjid (lahir di Jombang, Jawa Timur, 17 Maret 1939 – meninggal di Jakarta, 29 Agustus 2005 pada umur 66 tahun) atau populer dipanggil Cak Nur, adalah seorang pemikir Islam, cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Pada masa mudanya sebagai aktifis Himpunan Mahasiswa Islam, ide dan gagasannya tentang sekularisasi dan pluralisme pernah menimbulkan kontroversi dan mendapat banyak perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Nurcholish pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, dan sebagai Rektor Universitas Paramadina, sampai dengan wafatnya pada tahun 2005.
- Orang yang bertaqwa akan mendapat jalan keluar dari kesulitannya, dan mendapat apa yang dihendakinya dari jurusan yang tak terduga
- Adanya komunikasi kepada Tuhan, melalui dialog dalam doa adalah inti pengalaman Ketuhanan
- Setiap amalan hanya akan memberi makna jika kita tak terpaku pada segi formalnya saja, tapi menangkap isi dan semangatnya
- Ibadat kepada Allah semata dengan ridla-Nya harus disertai dengan kerendahan hati dan pengakuan tidak berdaya di hadirat-Nya
- Pangkal keteguhan hidup adalah sikap percaya kepada Allah dan baik sangka, harapan dan positif kepada-Nya.
- Kasih Tuhan sebagai Rahman diberikan kepada manusia sebagai makhluk masyarakat dalam hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya
- Kasih Tuhan sebagai Rahim diberikan kepada manusia sebagai makhluk individu dalam hubungannya dengan Allah semata
- Jika kita menghendaki kebahagiaan dunia akhirat, kita harus beriman dan berilmu sekaligus, yang keduanya mewarnai perbuatan kita
- Kematian bukanlah akhir pengalaman eksistensial manusia, melainkan permulaan dari pengalaman baru yang lebih hakiki dan abadi
- Kita harus punya juga sifat sombong, tapi porsinya tidak terlalu besar, hanya sampai pada tingkat kita punya harga diri.
- Masalah kematian adalah masalah iman karena apa yang terjadi setelah kematian tidak dapat didibuktikan melalui pengalaman hidup
- Kematian bukanlah akhir pengalaman eksistensial manusia melainkan “pintu” memasuki kehidupan manusia selanjutnya , kehidupan ukhrawi.
- Percaya akan adanya kebangkitan dari kubur merupakan nuktah yang amat penting dalam sistem ajaran Islam
- Percaya pada Allah dan berbuat baik merupakan sendi utama pengalaman eksistensial yang bahagia bagi setiap orang
- Semua pekerjaan kita menjadi dzikir asal kita tarik dimensinya dari kita kepada Tuhan
- Banyak orang, jika ditilik dari tingkah lakunya sehari-hari, seolah-olah ia beranggapan bahwa hidup ini akan berlangsung terus, tanpa akhir
- Hidup ini harus dijalani dengan sungguh sungguh, agar tidak lewat begitu saja kepada kita dengan sia-sia
- Kematian adalah proses yang tak dapat ditunda atau dipercepat
- Kita tak dapat membandingkan kehidupan sesudah mati dengan kehidupan di dunia. Setiap usaha membuat perbandingannya akan menyesatkan
- Dalam kitab suci ditegaskan bahwa tanggung-jawab di akhirat adalah tanggung jawab pribadi mutlak yang bersangkutan
- Masing masing kita, setiap pribadi, harus menjalankan hidup ini dengan penuh tanggung-jawab, tanpa menunggu orang lain
- Dalam masalah kematian kita hanya dapat melakukan rujukan kepada Kitab suci dan sunnah Nabi, dan sedikit sekali argumen ilmiah
- Kita semua harus bersiap menghadapi kematian, dengan mengemban tugas dan tanggung-jawab secara pribadi kepada Allah
- Kehidupan sesudah mati adalah pembalasan yaitu pembalasan atas segala sesuatu yang telah kita kerjakan, baik dan buruk
- Dalam kitab suci ditegaskan bahwa tanggung-jawab di akhirat adalah tanggung jawab pribadi mutlak yang bersangkutan
- Masing masing kita, setiap pribadi, harus menjalankan hidup ini dengan penuh tanggung-jawab, tanpa menunggu atau tergantung orang lain
- Suatu sikap hidup yang bertanggung-jawab, yang dijiwai oleh ikatan batin untuk berbuat sebaik-baiknya, tentu akan berdimensi sosial
- Perbuatan seorang pribadi yang bertanggung-jawab akan berakibat semakin diperkuatnya tali hubungannya dengan sesama manusia
- Orang yang pasrah kepada Allah tak pernah mengklaim berbuat baik. Kalaupun ternyata ada kebaikan, al-hamd li’lah, semua karena Allah