Hutan adalah paru-paru dunia. Yang menopang air banjir, Kenapa hutan sekarang dirusak, maka kumpulan puisi hutan ini akan mempersembahkan pada alam kita. Puisi Hutan ini semoga dapat menjadi inspirasi kita semua.
Puisi ini ditulis oleh biroe
Begitu indahnya kehangatan dan keakraban alam
Pohon dan rumput menyambutku dengan tarian..
Aspal dan kerikil-kerikil kecil tersenyum melihatku datang…
Sentuhan hangat sang mentari,
desahan genit sang angin yang bersiul menggoda
Tatapan sang Bulan dan Bintang yang ramah menemani
Tuhan betapa Indahnya semua ini,
Izinkan aku bercekrama dengan mereka dibawah langit MU yang biru
Untuk mensyukuri setiap detik nikmat dan karunia yang telah Kau berikan..
Hutan yang Hilang
Puisi ini ditulis oleh WebAdmin
Hijau terhampar
Hasilkan udara segar
Tanah gembur penghasil kehidupan
Satwa liar bebas berkeliaran
Tersaji dalam satu kawasan
Terdapat dalam rimba raya penuh petualangan
Kita semua kagum melihatnya
Kita semua ingin memilikinya
Bahkan kita ingin jadi kaya karenanya
Dan alat-alat berat dikerahkan
Dan senjata-senjata tajam digunakan
Dan para tenaga kerja dikerahkan
Deru gergaji meraung dengan ganas
Diiringi kematian sang penunjang kehidupan
Tidak lagi hijau
Tidak lagi subur
Yang ada hanya gersang
Tak ada lagi tempat bernaung
Tak ada lagi udara segar
Tak ada lagi penahan banjir
Semua habis
Semua hilang
Keriunduan Si Burung Camar
Burung camar mengais malam..
Dalam rimbunya dedaunan laksana selimut sang malam.
Terbang sayu tertatih meniti tiap kepak-kepak sayap.
Matanya jauh menjelajah di antara pohon-pohon yang tumbang..
Dengan tubuh letih tertatih berkelana di kolong langit.
Hatinya yang tercacah dan penuh rasa cemas yang membuncah seakan bagai sebuah gunung yang membebani kedua sayap kecilnya.
Deru angin dan cambukan kilat tak sedikitpun menciutkan nyali yang terbungkus rapat dalam tekad.
Kicau pilunya tak pernah berhenti sejak sang mentari lelap di peraduan.
Segenap penjuru hutan yang terhampar bagai permadani telah dia jelajahi.
Tapi apa yang di carinya belum juga dia temui..
Nyanyian pilunya semakin lemah terdengar.
Tubuh kecilnya semakin keras bergetar..
Tenaganya telah habis termakan rasa letih.
Harapanya telah sirna tertelan rasa putus asa..
Terjatuh dalam pelukan maut yang hangat.
Terpejam dalam selimut malam yang rapat..
Jiwanya terbang melesat tinggalkan raga yang terbujur kaku..
Masih terus mencoba mencari apa yang tak dia temukan di hamparan bumi.
Ah..Mungkin di alam sana dia kan bertemu..
Tubuhnya meringkuk beku di atas dahan-dahan.
Tepat di samping sarang dan tiga anaknya yang tak lagi bernyawa.
Tersembunyi di balik lembaran-lembaran daun, dari pohon yang tumbang mencium sang bumi.
Karena ulah manusia..
Hutan Ku
Kulihat pepohonan yang hijau menawan
Gemercik air sungai mengalir deras
Burung-burung berkicau dengan indah
Gunung-Nya menjulang tinggi di awan
Tetapi, mengapa kini penebangan pohon dimana-mana
Pembuangan liar melebar
Pembuangan limbah tak beraturan
Apakah manusia mau bertanggung jawab ?
Hentikanlah perbuatan ini
Kitalah penerus bangsa ini
Ayo, kita sama-sama membangun dunia baru